Kehidupan Setelah Perpisahan – Kenangan Abadi Cinta Thebaldus & Anjany
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Bab 19
Kehidupan Setelah Perpisahan
Waktu berjalan. Ruteng tetap dengan kabutnya yang dingin, Surabaya tetap dengan riuh panasnya. Tapi hati Thebaldus dan Anjany sudah tidak lagi berjalan beriringan.
Anjany akhirnya menyelesaikan kuliahnya. Hari wisuda datang. Ia mengenakan toga, berdiri bersama teman-temannya, tersenyum pada kamera. Namun di balik senyum itu, ada ruang kosong yang tak bisa diisi siapa pun—ruang yang dulu milik Thebaldus.
Sementara itu, di Surabaya, Thebaldus semakin sibuk. Pekerjaan menelannya, hari-harinya penuh angka, rapat, dan target. Tapi di sela-sela kesibukan, bayangan Anjany masih sering muncul. Kadang ketika ia lelah, ia ingat senyum gadis itu di bawah senja Ruteng. Kadang ketika ia makan malam sendirian, ia ingat rumah makan Padang tempat mereka dulu tertawa bersama.
Mereka tidak lagi saling menghubungi. Tapi di malam-malam tertentu, ketika hujan turun, keduanya sama-sama menatap jendela dan bertanya dalam hati: “Apa kamu juga sedang mengingat aku?”
Bab 20: Kenangan yang Abadi
Tahun berganti. Luka perlahan sembuh, meski bekasnya tetap ada. Cinta mereka memang tidak lagi bersama, tapi bukan berarti hilang. Ia berubah bentuk—dari rasa ingin memiliki, menjadi rasa syukur pernah memiliki.
Suatu sore, Anjany berjalan sendirian di tepi Danau Rana Mese. Angin berhembus, riak air berkilau diterpa cahaya matahari. Ia tersenyum kecil.
"Kita pernah janji di sini,” bisiknya.
“Kamu janji akan kembali, aku janji akan menunggu. Dan meski janji itu tak terjaga, aku tetap bahagia pernah menjalaninya.”
Di Surabaya, Thebaldus duduk di kafe kecil, menulis catatan di buku lusuhnya. Ia menulis puisi pendek:
“Cinta bukan selalu tentang bersama.
Kadang cinta adalah doa diam-diam,
agar kau bahagia meski bukan denganku.”
Cinta mereka tidak berhasil bertahan. Tapi cinta itu tidak mati. Ia hidup dalam kenangan, dalam setiap senja, dalam setiap kabut Ruteng, dalam setiap rindu yang hanya bisa disimpan sendiri.
Dan pada akhirnya, Thebaldus dan Anjany belajar satu hal penting:
Bahwa cinta sejati tidak selalu berarti memiliki, tapi mampu merelakan dengan tulus.
Kisah mereka berakhir, tapi kenangannya akan selalu abadi.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
