Pi Network 2025: Harga Terbaru, Kontroversi, dan Masa Depan Open Mainnet
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Pi Network 2025: Potensi, Kontroversi, dan Masa Depan Aset Digital Ramah Smartphone
Apa Itu Pi Network
Pi Network adalah salah satu proyek kripto yang sejak kemunculannya pada 2019 berhasil menarik perhatian jutaan orang di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Diprakarsai oleh tim akademisi dari Stanford University yang dipimpin oleh Dr. Nicolas Kokkalis, Dr. Chengdiao Fan, dan Vincent McPhillip, proyek ini memiliki tujuan sederhana namun ambisius: menghadirkan mata uang digital yang bisa digunakan masyarakat luas tanpa hambatan teknologi maupun biaya tinggi.
Jika Bitcoin dan Ethereum memerlukan perangkat keras canggih dengan konsumsi energi besar untuk proses mining, Pi menawarkan pendekatan berbeda. Pengguna cukup menginstal aplikasi di ponsel pintar mereka dan melakukan “mining” hanya dengan menekan tombol setiap 24 jam sekali.
Cara Kerja Pi Network: Mining Tanpa Ribet
Mining di Pi Network sebenarnya tidak sama dengan menambang Bitcoin. Aplikasi tidak melakukan perhitungan rumit yang membebani perangkat atau menguras baterai. Sebaliknya, sistem ini menggunakan Stellar Consensus Protocol (SCP), sebuah mekanisme yang mengandalkan jaringan kepercayaan (trust graph) di antara para pengguna.
Setiap pengguna atau Pioneer bisa menambahkan anggota lain dalam “lingkaran keamanan” (security circle). Jaringan kepercayaan inilah yang menjadi basis validasi transaksi. Dengan konsep ini, Pi menekankan partisipasi komunitas, bukan kekuatan komputasi, sehingga lebih ramah energi dan inklusif.
Perjalanan Perkembangan Pi
Sejak pertama kali diluncurkan, Pi Network melewati beberapa tahap penting:
-
Beta (2019): tahap awal berupa uji coba aplikasi dan perekrutan pengguna awal.
-
Testnet (2020–2021): pengembangan jaringan internal, pengujian transaksi, dan validasi protokol.
-
Mainnet tertutup (Desember 2021): Pi mulai berjalan di blockchain sendiri, tetapi belum bisa diperdagangkan secara bebas.
-
Menuju Mainnet terbuka (hingga kini): status resmi masih menunggu. Begitu memasuki fase ini, Pi diharapkan bisa masuk ke bursa kripto besar dan digunakan untuk transaksi nyata.
Perjalanan panjang ini membuat banyak pengguna bersabar, tetapi juga menimbulkan rasa frustrasi karena kejelasan kapan Pi bisa benar-benar diperdagangkan masih belum diumumkan.
Status Pi Network pada 2025
Memasuki Agustus 2025, Pi Network masih dalam fase transisi menuju open mainnet. Walaupun sudah ada miliaran token yang beredar di kalangan komunitas, koin ini belum resmi masuk ke bursa kripto besar seperti Binance, Coinbase, atau Kraken.
Harga Pi yang sering muncul di internet sebagian besar hanyalah transaksi berbasis kontrak IOU (I Owe You), yaitu perjanjian jual beli di luar sistem resmi. Artinya, harga tersebut tidak bisa dijadikan acuan resmi.
Di Indonesia, Pi Network belum masuk dalam daftar aset kripto legal yang dikeluarkan oleh Bappebti. Konsekuensinya, Pi tidak bisa digunakan dalam transaksi resmi ataupun diperdagangkan secara sah di bursa lokal.
Harga Pi Network: Fluktuasi dan Ketidakpastian
Menurut data terbaru per 20 Agustus 2025, harga Pi Network berada di kisaran Rp5.640–Rp5.675 di pasar lokal. Sementara di pasar global, harga Pi tercatat sekitar $0,3481 dengan kapitalisasi pasar mencapai $2,74 miliar dan suplai beredar sekitar 7,89 miliar PI.
Harga ini mengalami penurunan harian sekitar 1,94%, dengan volume perdagangan 24 jam sebesar $50,04 juta, turun cukup signifikan dibanding periode sebelumnya. Penurunan ini mengindikasikan melemahnya minat perdagangan, meskipun sentimen komunitas masih positif dengan 88% pengguna bullish.
Grafik pergerakan harga Pi menunjukkan tren falling channel, sebuah pola yang sering diasosiasikan dengan potensi penurunan lebih lanjut jika tekanan jual terus meningkat.
Inovasi dan Fitur Keamanan Baru
Di tengah dinamika harga, tim inti Pi (Pi Core Team/PCT) terus mengembangkan ekosistem dan fitur keamanan aplikasi. Beberapa langkah terbaru antara lain:
-
Verifikasi identitas (KYC): peningkatan sistem KYC agar lebih aman dan transparan.
-
Passkey dan autentikasi dua faktor (2FA): memberi lapisan perlindungan ekstra bagi akun pengguna.
-
Edukasi komunitas: mendorong pengguna menggunakan manajer kata sandi atau perangkat keras keamanan.
Fitur-fitur ini dirancang untuk mengurangi risiko pencurian data serta membangun kepercayaan jangka panjang terhadap Pi sebagai aset digital.
Pi Hackathon 2025: Harapan Baru atau Sekadar Pengalih Isu?
Salah satu agenda besar tahun ini adalah Pi Hackathon 2025, yang dimulai pada 21 Agustus dan berakhir pada 15 Oktober. Hackathon ini menawarkan total hadiah 160.000 PI, dengan rincian:
-
Juara pertama: 75.000 PI
-
Juara kedua: 45.000 PI
-
Juara ketiga: 15.000 PI
-
Lima tim dengan penghargaan khusus: masing-masing 5.000 PI
Tujuan acara ini adalah mendorong pengembang untuk membangun aplikasi nyata berbasis Pi (Pi Apps) yang bisa memperkuat utilitas ekosistem.
Namun, peluncuran hackathon ini justru memicu kontroversi. Banyak pengguna menilai Pi App Studio masih belum siap, sehingga pengembang kesulitan berpartisipasi. Selain itu, masalah lama seperti proses KYC tertunda, migrasi ke mainnet, hingga hadiah hackathon lama yang belum cair membuat kepercayaan komunitas terguncang.
Kritik dan Kontroversi
Pi Network tidak lepas dari kritik keras, di antaranya:
-
Lambat menuju open mainnet → banyak yang menilai Pi terlalu lama “menahan” komunitas.
-
Skema ponzi? → tudingan muncul karena pengguna hanya bisa berharap pada janji masa depan.
-
KYC bermasalah → sebagian pengguna mengeluh sudah lulus KYC namun tidak bisa migrasi.
-
Sentralisasi → Pi dianggap terlalu bergantung pada keputusan Pi Core Team tanpa transparansi penuh.
Seorang mantan validator bahkan menulis, “Kami sudah menunggu migrasi lebih dari setahun, tapi masih tidak ada kepastian. Bagaimana komunitas bisa percaya jika masalah dasar tidak terselesaikan?”
Prospek dan Tantangan
Meski penuh tantangan, Pi Network tetap memiliki potensi besar:
-
Komunitas masif → puluhan juta pengguna di seluruh dunia.
-
Visi inklusif → mining bisa dilakukan siapa saja dengan ponsel, membuka peluang adopsi luas.
-
Potensi utilitas → jika Pi Apps benar-benar berkembang, Pi bisa menjadi alat transaksi digital yang nyata.
Namun, ada tantangan serius yang harus diatasi:
-
Menyelesaikan migrasi KYC dan distribusi token secara transparan.
-
Membuka perdagangan resmi di bursa kripto global.
-
Menjawab kritik komunitas terkait keterlambatan dan isu hadiah.
-
Membuktikan utilitas nyata lewat aplikasi dan ekosistem.
Pi Network pada 2025 masih berada di persimpangan jalan. Di satu sisi, komunitas yang besar, visi ramah pengguna, dan inovasi fitur keamanan memberi harapan bahwa Pi bisa menjadi mata uang digital inklusif. Di sisi lain, keterlambatan menuju open mainnet, masalah KYC, serta ketidakjelasan harga resmi menimbulkan keraguan.
Apakah Pi Hackathon 2025 akan menjadi titik balik yang merevitalisasi proyek ini, atau justru memperdalam kekecewaan komunitas? Jawabannya bergantung pada sejauh mana tim inti mampu memberikan transparansi, menyelesaikan masalah lama, dan menghadirkan utilitas nyata.
Untuk sementara, satu hal yang pasti: Pi Network masih hidup, tapi masa depannya bergantung pada keseimbangan antara janji dan realisasi.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya